Annual Report F.I.R.E Investment Project 2022

1. Kata Pengantar Dari "Manajer Investasi"

Sangat senang dan bersyukur manajemen dan stakeholder (baca saya dan keluarga 😁) bisa melewati tahun 2022 dengan lancar dan tentunya dengan kondisi sehat sehingga kembali bisa menyampaikan Annual Report F.I.R.E Investment Project 2022. Satu pencapaian yang luar biasa bagi tahun 2022 tepatnya bulan Oktober, kami secara resmi mengakuisisi 1 aset properti untuk kepentingan tempat tinggal, dengan nilai akuisisi sebesar Rp 366.000.000 belum termasuk nilai tanah.

Sumber pendanaan dari akuisisi tersebut 31,9% berasal dari dana kelola investasi property dan 68,1% dari liabilitas jangka pendek. Hal ini berpengaruh ke pengurangan anggaran untuk pembayaran sewa dan disatu sisi lain menambah anggaran untuk pelunasan liabilitas jangka pendek.

Sehingga fokus tahun 2023 sampai Bulan April 2024 adalah untuk pelunasan liabilitas jangka pendek, dimana porsi anggaranya sampai 65,8% dari total pengeluaran 2022. Kami menyadari memang F.I Ratio di tahun 2022 tidak memuaskan yaitu 0%, namun patut di apresiasi manajemen masih mampu mencapai Saving Rate 4,4% yang mana semuanya menjadi Dana Darurat. Untuk laporan lebih detail akan disampaikan pada bagian Kinerja Keuangan dan Kinerja Portofolio.

Pendapatan deviden di tahun 2022 sebesar Rp 5.423.808 atau setara yield 3,46%, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 1,46%, hal ini didukung oleh peningkatan DPS masing-masing emiten di portofolio yang ada di F.I.R.E Investment Project. Sedangkan kontribusi pendapatan Side Hustle terhadap pendapat total masih sangat kecil yaitu 0,11%.

Di tahun 2023 ini pihak manajemen dan stakeholder akan berupaya meningkatkan sumber pendapatan dari side hustle dan mencoba mencari sumber pendapatan lain untuk pertumbuhan kinerja keuangan yang semakin solid. Demikian yang bisa kami sampaikan.

Salam Sehat Selalu





Manajer Investasi

2. Visi, Misi dan Policy

Mulai tahun ini pada Annual Report F.I.R.E Investment Project akan menyampaikan bab Visi, Misi dan Policy setiap tahun, untuk tujuan update apabila terdapat perubahan, ataupun untuk refreshment mengenai value yang disepakati sebelumnya.

Return IHSG selama 41 tahun terakhir mengasilkan CAGR 11%

Alasan dibalik misi dari F.I.R.E Investment Project yang konservatif untuk ekspektasi return saham yaitu beat the market yaitu 15% per tahun, walapun terlihat sederhana namun pada kenyataannya profesional fund manager mayoritas tidak bisa konsisten mengalahkan index. Profit konsisten itu jauh lebih baik dibanding profit besar, dan ini pula alasan kenapa Warren Buffett selalu bilang, never lose money! Adalah lebih baik jika kita bisa profit 20% saja, atau bahkan cuma 10% tapi terus menerus, daripada profit 60% bulan ini tapi rugi 40% bulan depan. 

A. Money Management 

Beberpa update yaitu : 1. memasukan etintas Dana Darurat ke flow chart; 2. Keterangan Core dan Growth Stock pada masing-masing alokasi dana kelola; 3. Alokasi ketika whatchlist tidak mencapai MOS
B. Fund Policy

  1. Single strategy : beli saham compounder di harga yang masuk akal dan tetap hold selama bisnisnya masih punya potensi compounding yang memuaskan.
  2. Diversifikasi alokasi dana maksimum per emiten sebesar 50% untuk investasi tujuan jangka panjang yaitu dana pensiun dan dana pendidikan. Biarkan portofolio semakin terkonsentrasi secara market value.
  3. Keputusan beli/jual berdasarkan conviction level dan opportunity cost. Kesempatan untuk membeli saham compounder tidak datang setiap hari.
  4. Pantau secara per tahun, 1). Realisasi story setiap bisnis; 2) EPS Grwoth dan dampaknya ke PE at cost;  3) Current and expected ROE.

3. IHSG Tahun 2022

Sepanjang 2022, IHSG mencatatkan kenaikan sebesar +4,09%

A. Hype Cycle Tech dan Commodity Booms


Tahun 2022 memberikan banyak kejutan dan tantangan bagi para investor setelah melewati pemulihan dari pandemi. Berbagai sentimen global, mulai dari perang hingga kenaikan suku bunga The Fed yang agresif, sempat menekan pergerakan IHSG. Di sisi lain, layaknya blessing in disguise, Indonesia diuntungkan dengan fenomena commodity boom yang membuat ekonomi Tanah Air mendapatkan berkah. Sebaliknya Hype Cycle sektor teknologi yang sebagian besar dari bank digital penurunan dalam.

Kenaikan harga komoditas mendorong laba emiten sektor energi, yang mencatatkan kenaikan sektor hingga +100% sepanjang 2022. Bahkan, hampir semua harga komoditas berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 2022, antara lain: 
  • Batu bara sempat mencapai 440 dolar AS per ton pada September 2022. Per 30 Desember 2022, harga batu bara telah naik +138% YTD.
  • Minyak sawit sempat mencapai 7.268 ringgit per ton pada  Maret 2022. Per 30 Desember 2022, harga minyak sawit telah turun -19% YTD.
  • Minyak mentah sempat mencapai 138 dolar AS per barrel pada  Maret 2022. Per 30 Desember 2022, harga minyak mentah telah naik  +4,9% YTD.
  • Nikel sempat mencapai  101 ribu dolar AS per ton pada Maret 2022. Per  30 Desember 2022, harga nikel telah naik +47,3% YTD.
Secara sektoral, sektor energi mencatat kenaikan tertinggi mencapai +100,05%. Di sisi lain, sektor teknologi mengalami penurunan terdalam hingga -42,61%.

B. Inflasi dan Suku Bunga

Per November 2022, inflasi Indonesia berada di level 5,42% YoY. Kondisi tersebut melandai dari puncaknya pada September 2022 yang mencapai 5,95% YoY. Melambatnya tingkat inflasi disebabkan oleh penurunan harga komoditas bergejolak (pangan) dibarengi dengan berbagai upaya Pemerintah untuk konsisten mengatur pergerakan harga bahan pokok. 

Walaupun sempat menahan di level 3.5% BI akhirnya menaikan BI7DRR sampai di level 5,5%, seiring FED menaikan FED Rate 7 kali dari 0,25% sampai 4,5%


Kenaikan BI7DRR berbanding lurus dengan kenaikan kupon SBN sepanjang tahun 2022

4. Kinerja Keuangan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pertumbuhan Aset, Liabilitas, Ekuitas, Growth Pendapatan, Saving Rate dan F.I Ratio

A. Aset

Tahun 2022 aset bertumbuh 65% dari tahun 2021
B. Liabilitas
Tahun 2022 terdapat liabilitas jangka pendek dari sebelumnya tidak terdapat liabilitas

C. Ekuitas

Tahun 2022 ekuitas bertumbuh 30,9% dari tahun 2021

D. Komposisi

Komposisi Aset Lancar, Aset Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Panjang, tahun 2022 Aset Lancar turun 18,7% dibanding tahun 2021, sedangkan Aset Tidak Lancar Naik 128,4% dibanding tahun 2021

D. Ekuitas Cross Over Point

Tahun 2022 realisasi ekuitas tercapai 16,4% dari target ekuitas

D. Saving Rate dan F.I Ratio

Pada tahun 2022 growth pendapatan turun menjadi 5,9%, Saving Rate turun menjadi 4,4% dan F.I Rate turun menjadi 0% dari target F.I Rate >= 50%

5. Kinerja Portofolio F.I.R.E Investment Project

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kinerja portofolio Dana Darurat, Dana Pensiun, Dana Pendidikan dan Dana Investasi Property

A. Dana Darurat

Target dana darurat mengikuti seberapa besar pengeluaran di tahun tersebut, pada tahun 2022 realisasi dana darurat 5,5% dari target 2022

B. Dana Pensiun

2 Tahun terakhir Return Dana Pensiun tidak mampu beat the market yaitu pada tahun 2022 sendiri return portofolio -12,6% (total return 4,9%) sedangkan return IHSG +4,1% (total return 14,58%) dan juga tidak mampu mencapai target return 15%. Dengan catatan return yang didapat diluar deviden

Komposisi dari klasifikasi saham yang ada di portofolio ada masih 100% di Core Stock dari komposisi yang ditentukan 90% core stock dan 10% growth stock

Pada tahun 2022 deviden yang didapat meningkat 431% dibanding tahun 2021

Komposisi instrument masih 100% di saham dari kompoisi yang ditentukan % RDPT = Umur

FI Cross Over Point adalah persilangan antara pengeluaran dengan pendapatan investasi, terlihat pada grafik persilangan menjadi dengan FI Ratio yaitu 38,1x

Satu lagi kami pakai untuk mengukur ketercapaian F.I adalah 4% rule, dimana expected return yang ditentukan adalah 5% /tahun dan withdraw rate 4%/tahun. Dibandingkan pengeluaran/tahun 4% rule withdraw mengcover 0,93% dari pengeluaran ditahun 2022, turun yang dari sebelumnya 2,31% di tahun 2021

Pada tahun 2022 dana kelola tumbuh 9,3% dibanding tahun 2021
C. Dana Pendidikan

 Pada tahun 2022 return portofolio dana pendidikan mampu beat the market yaitu +6,1% (total return 23%) sedangkan return IHSG +4,1% (total return 14,58%) namun tidak mampu mencapai target return 15%. Dengan catatan return yang didapat diluar deviden
Pada tahun 2022 deviden yang didapat meningkat 16,2% dibanding tahun 2021

Pada tahun 2022 realisasi RDPT 6,03% dengan komposisi 11,6% dari total portofolio
realisai saham 28,33% dengan komposisi 88,40% dari total portofolio. Target komposisi RDPT: Saham yaitu 38,14% : 61,86%

Pada tahun 2022 terdapat penurunan 26,7% dari RDPT disebabkan ada aksi withdraw untuk dana pendidikan TK yaitu uang pangkal sekolah
D. Dana Investasi Property
Pada tahun 2022 Dana Investasi 100% dilakukan aksi withdraw dengan return tahunan 14,48% (beat the market) dengan total return 49,5%

6. Evaluasi Kinerja Tahun 2022
Beberapa pengambilan keputusan yang diambil di tahun 2022 yang bisa dilakukan evaluasi yaitu :

A. Valuasi dan Margin Of Safety

Thesis awal investasi ACES adalah ada pada ketangguhannya dibanding perusahaan retail lain, penurunannya tidak sedalam RALS, LPPF dan MAPI pada masa pandemi 2020, ketangguhan tersebut berasal dari kemampuan pricing power yang mampu mengatur GPM menyesuaikan dengan penurunan penjualan, dengan asumsi bahwa di tahun 2021 penjualan bisa mulai kembali meningkat. 

Keputusan membeli menggunakan valuasi PBV dan PER standar deviation band sehingga range pembelian ada di harga 1200-1700 didukung dengan aksi buy back tahun 2020 di angka 1121-1288. MOS tidak terlalu diperhitungkan bahkan dengan asumsi bahwa ada beberapa informasi yang tidak kami ketahui yaitu :

  1. Tidak ada informasi mengenai dampak dari e-commerce pada penjualan serta bagaimana perkembangan chanel online rupa-rupa dan miss aces pada top line dan bottom line
  2. Belum ada analisa tentang SSD dan inventory days, yang berarti analisa model bisnis perusahaan yang kurang dalam
Pada tahun 2022 tercatat dilakukan 10 kali pembelian sepanjang tahun 2021 - 2022 dengan avg price di 1207. 

Di tahun 2021 penjualan ACES malah turun dari 7,4T ke 6,5T dan Q3 2022 naik tipis 6,7 TTM, ACES belum mampu kembali ke penjualan sebelum masa pandemi, hal ini yang menyebabkan investor asing melakukan penjualan sebanyak 2,3M (40% dari total posisinya), yang menyebabkan harga ACES turun hingga 392. bayangkan saja di harga terebut kita bisa mendapatkan deviden yield 5,2%.

Hal yang bisa di evaluasi :
.
Bagaimana kita bisa menyebut suatu saham mahal atau murah? 

Valuasi bisa membantu kita untuk mengetahui apakah suatu saham dijual dengan harga mahal, murah, atau wajar. Walaupun begitu, semua sangat bergantung pada asumsi kita.  Beberapa investor bisa memiliki hasil yang sangat berbeda ketika melakukan valuasi. 
  • Investor A melakukan valuasi berdasarkan nilai asetnya, mungkin menurutnya harga wajar saham tersebut adalah Rp 1.000/lembar. 
  • Investor B yang melakukan valuasi berdasarkan laba bersih yang saat ini dihasilkan oleh perusahaan tersebut mungkin akan menganggap wajar jika sahamnya dihargai Rp 1.500/1embar. 
  • Investor C yang berasumsi bahwa perusahaan tersebut akan bisa tumbuh tinggi di masa depan bisa jadi akan menganggap bahwa nilai wajarnya adalah Rp 3.000/lembar. 
Terlihat bahwa asumsi dan sudut pandang yang berbeda akan memberikan hasil valuasi yang bisa sangat bervariasi.  
Lalu bagaimana kita sebagai seorang investor menyikapinya?. Kita harus memikirkan kembali apakah asumsi yang kita buat masuk akal. 
  • Jika perusahaan dalam keadaan sehat dan menguntungkan, menilainya hanya berdasarkan nilai aset/ekuitasnya akan membuat harga wajarnya seakan-akan jauh di bawah harga sahamnya saat ini. Ada kemungkinan kita tidak akan bisa membelinya dengan harga semurah yang kita inginkan (hasil valuasi kita underestimate). 
  • Jika perusahaan terus menerus mengalami kerugian dan utangnya membengkak sehingga berada di ambang kebangkrutan, akan sangat sulit berasumsi bahwa labanya akan tumbuh dari tahun ke tahun. Kita berpotensi akan overestimate harga wajarnya. 
  • Jika perusahaan tidak stabil revenue dan laba bersihnya, apakah masuk akal jika kita menilainya berdasarkan kemampuannya untuk menumbuhkan labanya? 
Oleh karena itu, sebelum melakukan valuasi pastikan bahwa asumsi kita masuk akal sesuai dengan kondisi saat ini dan potensinya di masa depan. Yang tidak kalah pentingnya, meskipun asumsi kita sudah cukup masuk akal, jangan lupa untuk selalu memberikan Margin of Safety

Ketika kita membeli suatu saham dengan harga market price yang sangat mahal itu artinya kita tidak mengetahui fair value dari perusahaan tersebut dan akan menimbulkan risiko harga tersebut akan turun mendekati fair value perusahaan, meskipun perusahaan tersebut bagus dan instrinsik value perusahaan terus meningkat, tapi karena kita membeli di harga yang terlalu mahal maka akan timbul risiko yang sangat tinggi. Maka dari itu sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham perusahaan diperlukan analisa yang mendalam dan valuasi yang komperhensif serta menerapkan konsep Margin Of Safety. 

Margin of Safety (MOS) adalah dimana kita membeli saham dari suatu perusahaan jauh dibawah fair value-nya. Dimana tentu sebagai investor minoritas kita tidak mengetahui segalanya tentang suatu perusahaan dan juga bisa saja kita salah melakukan analisa dan valuasi, disinilah MOS digunakan sebagai bantalan pengaman dari risiko kesalahan yang dilakukan investor. Ditengah banyak pilihan untuk membeli saham suatu perusahaan selalulah pilih investasi yang LRHR (Low Risk High Return). 

Momen untuk mendapatkan MoS besar adalah pada saat kondisi pasar sedang koreksi, bisnis sedang turun sementara atapun harga turun tanpa sebab yag jelas, di lain sisi besarnya MoS berbanding lurus dengan waktu lamanya menunggu dengan akan harga yang diharapkan

Menentukan harga MoS yang ideal juga bisa ditentukan dengan Deviden Yield : seiring turunnya harga saham menyebabkan deviden yield meningkat, contoh kasus ACES, turunnya harga saham ACES pada range 400 - 410 menyebabkan deviden yield mencapai 5%, sangat beruntung mereka yang membeli di harga tersebut karena sembari menunggu ACES turn around, tanpa keresahan karena deviden yield yang didapatkan setara dengan DEPOSITO, Head I Win, Tail I Don't Lose Much

B. Berspekulasi dan Tidak Rasional

Data Fun Trading
Berspekulasi tanpa menganalisa perusahaan sebelumnya dan tidak rasional dalam mengambil keputusan, menjual saham batubara dan membeli saham GOTO. Jika ini tidak kami lakukan tentu ITMG dan PTBA adalah saham pertama kami yang akan mendapaatkan bagger, tidak hanya satu namun dua. Metode Fun Trading ini tidak akan pernah kami lakukan, semua dana akan hanya dialokasikan sesuai dengan Goal Based Investing Framework.

7. Program Kerja Tahun 2023

Apa yang akan dilakukan di sepanjang tahun 2023 adalah

  • Memastikan manager investasi membaca dan menganalisa langsung setiap laporan keuangan emiten keluar, baik Quartal maupun Tahunan.
  • Memperlebar Circle of Competence di sektor industri dan perusahaan lain yang berhubungan dekat dengan expertise manager investasi
  • Memperbesar kontribusi pendapatan dari side hustle


Comments

Follow saya di media sosial

Instagram  Twitter 
Dapatkan update artikel terbaru dari email anda:

Artikel Populer

SSSG Dalam Bisnis Sektor Retail

Tes Mengingat Pada Psikotest

Cara Anti Ribet Bangun Rumah Dengan Jasa Arsitek

Perbedaan Mengejar F.I.R.E pada usia 20an dan 30an

Cara Punya Rumah Lunas Untuk Mencapai F.I.R.E